ISLAM VS HIJAB
Essai terbaik I lomba Akhwat Creative Competition Day dengan Tema :
The
Real Hijab NowOleh: Nadia Ulfa
Islam adalah agama yang seluruh hal yang diajarkan mengandung kebaikan. Islam tidak pernah memberikan suatu perintah atau hukum yang akan menyusahkan atau memberikan kemudharatan bagi yang akan menjalaninya. Dari hal kecil hingga hal-hal rumit telah diajarkan didalam islam. Serta beberapa perbedaan perintah bagi kaum laki-laki dan
kaum
perempuan. Disini
akan
dibahas salah satu kewajiban perempuan yang harus dijalankan yaitu mengenakan hijab. Hijab ialah kain yang berbentuk bermacam-macam
dengan fungsi menutup aurat wanita muslim yaitu
rambut dan bagian dada hingga seluruh tubuhnya. Mengapa perempuan diwajibkan untuk menggunakan hijab?
Dalam islam, perempuan diumpamakan
dengan perhiasan
dunia. Seperti
diterangkan dalam firman allah SWT:
“Katakanlah
kepada wanita
yang beriman: ‘Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak
dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka, atau putera-putera mereka, atau
putera-putera suami mereka, atau
saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putera-putera saudara lelaki mereka,
atau putera-putera saudara
perempuan mereka, atau wanita-wanita
islam, atau budak- budak
yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung’”.
Seperti kata-kata perhiasan ialah mencirikan indah, mahal, berkilau, dan
berharga begitu pula dengan
wanita. Keindahannya, keberkilauannya, kemahalannya, dan keberhargaannya adalah
hal luar biasa yang akan musnah jika tidak dijaga serta dilindungi. Islam tidak ingin wanita muslimah mengumbar apa
yang seharusnya ia tutupi dan hanya boleh ditampakkan pada orang-orang tertentu saja, seperti yang dijelaskan dalam Q.S An-Nur ayat 31.
Hijab diperintahkan bukanlah untuk membuat para muslimah
dijauhi, disusahkan atau di
asingkan. Hijab adalah salah satu dari jutaan cinta Allah untuk para hamba muslimahnya agar terjaga dan istimewa. Hijab juga menjadi tanda dasar untuk membedakan antara wanita muslim dan wanita nonmuslim.
Zaman sekarang, hijab tak dikenal asing lagi oleh para muslimah.
Benda ini telah menjadi trend masa kini yang terus menampilkan keindahan hijab. Kini wanita
muslim tidak ada lagi yang tidak mengetahui hijab. Namun, hijab yang ditawarkan
di
pasaran pun beragam. Seperti firman Allah yang mengingatkan para perempuan
dalam surah An-Nur ayat 31 diatas dan surah Al-Ahzab ayat 59:
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke tubuh mereka.”
Yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah
untuk dikenal, karena itu mereka
tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59).
Allah menyuruh kita untuk mengulurkan hijab kita hingga menutup dada hingga ke tubuh dan janganlah menampakkan aurat. Allah memerintahkan hal
tersebut agar perempuan mudah dikenal dan agar menghindarkannya dari gangguan yang pada zaman ini banyak orang ingin berniat jahat pada perempuan. Keamanan
tidak akan muncul
dengan sendirinya tanpa tameng yang kuat dari
pemiliknya. Hijab bukan hanya penutup aurat namun hijab telah menjadi tamengya wanita untuk hidup didunia ini dari zaman nabi hingga zaman now ini.
Menurut hasil penelitian, hijab memiliki banyak manfaat dalam dunia
kesehatan. Salah satunya, hijab yang menutupi kepala dan
rambut kita dapat menghalangi paparan langsung dari sinar ultraviolet dimana pakaian serta hijab kita yang menutup seluruh tubuh kita telah melindungi daripaparan langsung. Muka dan
telapak tangan yang terbuka merupakan dua bagian tubuh yang sudah cukup untuk
menyerap sinar matahari sehingga wanita tidak akan kehilangan manfaat sinar
matahari yang dibutuhkan tubuh. Berdasarkan hasil penelitian kesehatan dikatakan bahwa kulit wanita lebih tipis
daripada laki-laki yang beresiko pada kanker kulit.
Tidak hanya bermanfaat untuk fisik para muslimah
zaman
now, namun
mengenakan
hijab
dapat membuat kita menjadi percaya diri dan membuat inner
beauty terpancar serta dapat membuat seseorang lebih optimis dalam beribadah
kepada Allah dan merubah kepribadian kita kearah yang lebih baik lagi. Jika kita lihat muslimah saat ini dibandingkan
beberapa tahun lalu, alhamdulilah wanita
muslimah saat ini telah banyak mengenakan hijab syar’i bahkan banyak muslimah
yang telah meggunakan niqobnya yang merupakan sunnah.
Namun masih banyak pula para muslimah yang belum menggunakan hijab yang syar’i. Kebanyakan
dari
mereka menganggap bahwa hijab syar’i tidaklah diwajibkan
karena sekedar menutup kepala yaitu rambut maka sudah dikatakan
berhijab yang diperintahkan agama. Bahkan
banyak para muslimah yang melipat atau megikat hijabnya ke belakang sehingga tidak menutup dada mereka,
astagfirullahaladzim.
Terbungkus cantik dan bersih adalah keinginan semua orang. Jika berbicara
dengan kata-kata itu, kita dapat mengibaratkan pula pada wanita muslim. Cantiknya wanita muslim ialah ketika ia mencintai Allah, cinta Islam
dan
berusaha menjadi
wanita yang mencintai kewajibannya. Hijab bukanlah persaingan gaya namun hijab ialah pintu pertama menuju surga Allah SWT.
Masih banyak
Wanita muslim terutama di indonesia yang masih perlu
bimbingan
dan ajakan agar hijab mereka menjadi hijab yang sempurna. Hijab bukanlah ilmu untuk diri
penggunanya sendiri namun hijab salah satu cara untuk tetap menegakkan islam. Pencapan jelek mereka yang belum berhijab atau belum berhijab syar’i bukan musuh umat
islam namun
keluarga kita dalam ukhwah
islmiyah. Cara tetap merangkul dan mengajak ialah cara jitu para muslimah.
Zaman yang terus
maju telah membuat antuasias muslimah menggunakan hijab bertambah naik, zaman modern ini telah memberi manfaat besar atas dikenalkannya hijab serta penjualanannya hingga
ke suluruh dunia.
Hijab kini telah manjadi kebutuhan primer wanita muslimah. Zaman now jangan dijadikan alasan
untuk menggunakan hijab agar disanjung dan dikenal atau memamerkan kepada
orang lain. Zaman now harus menjadi ajang menyebar kebaikan dan dakwah untuk
seluruh wanita muslimah dunia.
Kata “minder” kini telah hilang sebaliknya cinta akan hijab telah banyak
tersebar. Ejekan mungkin masih ada namun kekuatan hijab telah menghapuskan hal
itu hingga tak dapat didengar. Hijab kini bukan hanya digunakan para wanita yang tamatan sekolah islam saja namun hijab telah diamalkan oleh para muslimah
dengan asal pendidikan berbeda-beda.
Kini peranan seta dukungan orang tua, keluarga, teman, lingkungan, media sosial dan masyarakat sangat diperlukan untuk menumbuhkan hati yang mantap
untuk terus istiqomah. Pemilihan akan apa yang mengelilingi kita perlulah diperhatikan. Di zaman ini, memperoleh informasi islami terbaru dari media sosial
akan lebih menguatkan hati muslimah zaman now. Pengikutsertaan
diri terhadap organisasi islam dan
kegiatan-kegiatan islam
perlulah
ditingkatkan dan
dibudayakan. Mahasiswa muslimah seharusnya identik dengan
kata organisasi. Mencintai organisasi serta turut andil dalam gerakan perubahan
terutama
pengenalan hijab syar’i ke setiap muslimah adalah salah satu nilai ibadah yang akan sama-sama menguatkan diri untuk memantapkan jiwa menempati surganya Allah
SWT.
Kita sebagai muslimah haruslah menyematkan dalam pikiran kita bahwa
hijab syar’i bukanlah kewajiban namun kebutuhan kita ini baru namanya muslimah
zaman now. Boleh kita memilih corak serta warna yang cantik asal tidak didasarkan dengan niatan agar di sanjung orang lain, namun untuk disanjung oleh sang pencipta kerena Allah tidak perlu dengan hijab yang mahal dan bermotif cantik namun ikhlas
adalah kunci utamanya. Sepolos kain yang tak tembus pandang yang diulurkan
hingga hampir atau seluruh tubuhmu telah memberikanmu julukan “calon bidadari
surga”.
***
SYAR’I TERKINI
Essai terbaik II lomba Akhwat Creative Competition Day dengan Tema :
The
Real Hijab Now
Oleh: Mutia Nasution
Oleh: Mutia Nasution
Pada hakikatnya hijab adalah busana wajib yang dikenakan
seorang muslimah sebagai perintah dari Allah Swt. Seperti pada surah An-Nur : 31 (Qullilmu’minaati yaghdhudhna min abshaarihinna wa
yahpadzna puruujahunna walaa yubdiina ziinatahunna illaa maa dzhara minhaa
walyadhribna bikhumurihinna ‘alaa juyuubihinna walaa yubdiina ziinatahunna
illaa libu’uulatihinna …) Dan katakanlah kepada perempuan yang
beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka dan ….(QS.
An-Nur : 31)
Ayat di atas menjelaskan bagaimana pandangan dapat membangkitkan
syahwat, lelaki serta perempuan dianjurkan untuk menahan pandangannya, sebab
pandangan yang tercemari oleh syahwat pada lawan jenis merupakan langkah untuk
melakukan dosa dan kerusakan karena itu akar dosa ini harus disingkirkan. Dan
telah di jelaskan pula dengan transparan bahwa memandang aurat orang lain
(lelaki, perempuan, muhrim dan non muhrim) adalah dilarang.
Ayat diatas juga menjelaskan pada kita sebagai seorang muslimah
betapa Allah sangat menjaga kaum wanita dan kita hendaklah menyadari akan kasih
sayang Allah tersebut yang menginginkan kita untuk dapat menjaga aurat kita
dengan berhijab.
Menurut Muhammad Nashiruddin Al Albany kriteria jilbab yang benar hendaklah
menutup seluruh badan, kecuali wajah dan dua telapak, jilbab bukan merupakan
perhiasan, tidak tipis, bahan tidak tembus pandang, tidak ketat sehingga
menampakkan bentuk tubuh, tidak disemprot parfum, tidak menyerupai pakaian kaum
pria atau pakaian wanita-wanita kafirdan bukan merupakan pakaian untuk mencari
popularitas diri.
Di zaman moderen atau yang
sering orang bilang dengan istilah zaman
now variasi hijab sudah sangat bervariasi dan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman. Di zaman now, wanita tidak kesulitan lagi memadu madankan
antara pakaian dan jilbabnya semua mode tersedia sesuai dengan keinginan yang
menggunakan. Sayangnya sebagian dari perkembangan hijab khususnya jilbab
tersebut sangat memprihatinkan. Hijab zaman now tidak lagi mengulurkan hingga
ke dada, tidak lagi tebal dan panjang. Muslimah zaman now terlihat banyak
menggunakan hijab pendek yang hanya menutup bagian kepala dan leher, transparan
dan berwarna sangat mencolok. Keluaran mode terbaru memperlihatkan bentuk dalam
jilbab si pemakai, jilbab tersebut sangat transparan hingga terlihat ciput atau
bandana yang dipakai Muslimah tersebut. Bahan sifon yang begitu halus, cerah
dan transparan membuat jilbab tersebut terlihat hanya sebagai aksesoris saja.
Jilbab yang demikian rasanya
tak mungkin bila dipasangkan dengan gamislebar. Ya, jilbab transparan tersebut
naasnya disandingkan dengan pakaian yang ketat pula dan memmbentuk lekuk tubuh.
Mode pakaian zaman now pun
beragam, ada yang bermodel seperti ikan duyung, lengan baju seperti terompet
dan sebagainya. Tak heran bila lelaki zaman now dapat dengan mudah menggoda
Muslimah dengan hijab demikian, sebab Muslimah itu sendiri yang memancing sang
lelaki untuk mendekatinya. Padahal jika saja Muslimah tersebut menyadari zaman
now juga memberikan variasi gamis syar’i cantik dan tetap modis bagi
pemakainya.
Allah adalah sebaik-baik Yang Maha Mengatur
segala yang terbaik untuk hambanya tak terkecuali dengan hijab. Allah memberi
aturan tersebut untuk menjaga kehormatan seorang Muslimah agar lebih mudah
dikenali dan tidak diganggu. Hijab yang sebaiknya digunakan seorang Muslimah
hendaklah tidak tipis, ketat, pendek dan transparan. Hendaklah menutupi seluruh
tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Kita tidak bisa menyalahkan segala perkembangan
modern zaman now. Kitalah hendaknya yang mengendalikan zaman now. Ubah zaman
now menjadi sarana untuk lebih mengkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Mari
jadikan diri menjadi Muslimah zaman now dengan hijab syar’i namun tetap
terkini.
***
TRUE MUSLIMAH, MUSLIMAH SYAR'I
Essai terbaik III lomba Akhwat Creative Competition Day dengan Tema :
The
Real Hijab Now
Penulis:
Thoibah Sinaga
Globalisasi ialah
proses perluasan elemen kehidupan baik gaya hidup, teknologi, pola pikir, serta informasi tanpa
adanya batasan-batasan (mendunia). Dan pada kenyataannya proses ini tidak bisa
dihindari. Dampak globalisasi tak pandang bulu menyerang siapa pun mulai dari
anak-anak, remaja, orang dewasa, wanita ataupun pria. Jika kita tak pandai
memilih, secara otomatis kita akan terbawa arus sempitnya modernisasi.
Modernisasi akan
melahirkan individu baru, bangsa bahkan negara. Tak hayalnya juga menghilangkan
karakteristik dari identitas diri. Contohnya, wanita muslimah di jaman ini atau
kita sebut “muslimah zaman now” yang tidak menutup aurat secara benar
berdasarkan syari'at Islam. Sering kita lihat para muslimah menutupi kepala
dengan kerudung sedangkan memakai pakaian tipis dan ketat, ada juga pakaian
menjulur sampai mata kaki namun kerudung transparan menampakkan rambut yang
terkucir didalamnya.
Padahal kita tahu
sendiri bagaimana syari'at telah menjelasaikan pakaian wanita yang
sesungguhnya. Dan hal ini pantas dipertanyakan mengapa demikian?. Ini terjadi
karena kita ataupun muslimah diluar sana lebih mementingkan mode dari pada
ketentuan berpakaian. Ada rasa menjadikannya hanya sebagai pilihan bukan
kewajiban. Tidaklah salah bahwa muslimah juga ingin tampil cantik dan anggun
dengan pakaian yang lebih berwarna dari pada warna-warna monoton yang gelap
seperti hitam, selama itu tidak melanggar syarat berbusana yaitu menutup aurat
yang telah ditentukan. Tapi Rasa taat seakan hilang ditelan zaman bersama
arusnya globalisasi mengubah nama muslimah sejati menjadi tiada arti.
Sebagian orang
berkata, baik buruknya seseorang tidak
bisa diukur hanya sebatas penampilan saja. Ini tidak salah tapi juga belum tentu
benar. Penampilan memang tidak bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai orang
lain. Tapi bagaimana cara berbusana juga
cerminan diri kita. Apa yang kita kenakan
ialah pantulan karakter kita. Bukan hanya itu, busana merupakan identitas ,
cara kita berkomitmen serta cara kita menjaga kehormatan. Di zaman ini segala
urusan kehidupan berkembang cepat dan singkat bagaikan kilat. Fashion adalah hal yang tidak bisa tertinggal
lambat, dan wanita adalah target utamanya. Begitu banyak corak dan macam gaya
yang bermunculan ditambah warna yang memikat. Lalu sebutan sebagai fashionnista seolah menutup mata dan
tidak merasa pernah cukup. Kalau tidak begitu tentu saja akan tercap ketinggalan jaman, jadul, Primitif, nggak gaul dan bahasa yang menohok lainnya. Tentu ini akan
meresahkan jiwa-jiwa labilnya para kaum muda. Sehingga muncullah rasa tidak
percaya diri kemudian berubah mengikuti trendy.
Akibat keinginan untuk
merubah gaya hidup dari orang jadul menjadi stylish, para desaigner pun
tak tinggal diam, mereka menciptakan hal baru dengan memadumadankan pakaian
islami tapi nge-trend. Padahal itu
tetap saja melanggar syari'at dalam berpakaian, memakai hijab namun bercelana
jeans yang nge-press body alias
ketat. Toh tertutup pikir mereka,
namun hal ini tak disadari bahwa sebenarnya si pemakai dikatakan berhijab tapi
telanjang. Sangat ironis terdengar kata-kata itu. Dalam Islam busana merupakan
salah satu syarat yang wajib, busana menjadi pembeda antara kita yang muslim
dengan non muslim. Islam dari dulu sudah mengatur batasan-batasan aurat wanita yaitu
seluruh tubuh kecuali muka dan kedua telapak tangan. Itulah yang membuktikan
ketaatan kita kepada Allah SWT. Bukan
sekedar mempercantik diri, bukan juga untuk menarik pandangan lawan jenis
apalagi sebagai bentuk pencitraan. Sebenarnya begitu banyak fungsi dari menutup
aurat seperti melindungi diri dari pandangan kaum adam yang jahil, serta
menjaga kehormatan dengan tidak sembarangan mengumbar bagian tubuh kita.
Cara muslimah
berpakaian sudah diatur Allah sejak 1400 tahun yang lalu tepatnya pada masa
Nabi solallahu Alaihi Wassalam dalam
kitab umat Islam Al-Quranul Karim. Pada surah Al-Ahzab ayat 59 yang berbunyi :
“Hai
Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”.
Selain itu Allah juga
menurunkan ayat mengenai kewajiban menutup aurat yaitu:
“Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya.” QS. An Nuur ayat
24. Begitu sempurnanya Islam yang mengatur seluruh tatanan kehidupan umat
sampai-sampai dalam berbusana saja tertulis jelas didalam Al-Qur'an.
Dalam berpakaian
muslimah yang benar dan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya memiliki
syarat-syarat yaitu pakaian wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah
dan telapak tangan termasuk juga telapak kaki, pakaian tersebut tidak tipis dan
tidak tembus pandang yang dapat menampakkan bentuk lekuk tubuh serta tidak
boleh menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim, bukan pakaian untuk
berhias seperti yang banyak dihiasi dengan gambar bunga berwarna-warni, apalagi
disertai gambar makhluk bernyawa. Kita harus ingat bahwa maksud perintah untuk mengenakan hijab
bukan untuk berhias dan memamerkan apa yang kita miliki sebagaimana yang sering
kita temukan. Berhijabnya kita sebagai bentuk pengabdian diri kepada Allah SWT.
Selain itu kita juga harus mengirinya dengan akhlak islami seperti bersikap wara',
menahan pandangan, menjaga lidah, malu, pemaaf serta sabar. Jika kita menghiasi
hijab kita dengan sifat-sifat itu InsyaAllah kita akan menjadi wanita muslimah
sejati luar dan dalam.
Sebagai seorang
muslimah sudah sepantasnya kita benar-benar memegang teguh ajaran Islam tanpa
memandang aturan berpakaian Islam itu kuno dan primitif. Alangkah banyaknya
orang Islam yang mengaku muslim namun sebatas pengakuan yang hanya mengklaim
terhadap pewarisan. Untuk menjadi muslimah sejati harus memiliki karakter
seorang muslim agar pengakuan itu bukan terucap dari mulut saja. Hendaklah kita
berakidah yang benar dan sahih selaras dengan apa yang terdapat didalam
Al-Quran dan Sunah Rasullullah Saw.
Salah satu bentuk
aplikasinya ialah berbusana muslimah yang sesungguhnya yaitu berbusana syar'i.
Memang tidak mudah mengubah pola hidup atau kebiasaan, namun disinilah proses
kita yang sebenarnya menuju kebaikan atau disebut hijrah. Menghijrahkan diri
juga hati memerlukan usaha dengan tingkatatan dan level yang disesuaikan dengan
keadaan zaman. Akan ada dimana nanti kita mulai tidak percaya diri terhadap
orang-orang disekitar kita yang lebih gaul dan menarik. Oleh karena itu
kita harus menguatkan keyakinan bak panah yang menancap dalam kecintaaan kepada
Allah SWT.
***
SAYA SIBUK
Pernahkan kita menjumpai seorang sahabat yang saat kita minta bantuan menjawab : "SAYA SIBUK"? Atau bahkan diri kita sendiri kerap kali mengatakan : " SAYA SIBUK, jadi afwan tidak bisa ikut acara A, acara B, acara C". Tanpa sadar kalimat ini secara tidak langsung telah menghancurkan diri kita, menghancurkan kepercayaan pihak lain terhadap diri kita.
Usahakan sesibuk apapun diri ini, jangan sampai kemudian mengeluarkan alasan "SAYA SIBUK". Dua suku kata ini akan mengamputasi kemampuan yang ada dalam diri kita. Adalah sangat menyedihkan diri kita sendiri, apabila dengan ringanya kita mengatakan "SAYA SIBUK" dalam setiap permintaan bantuan yang mendekati kita.
Entah
apa jadinya peradaban umat manusia ini apabila semua personal
mengatakan "SAYA SIBUK", seakan semuanya sudah beres dan terlepas dari
berbagai tanggung jawab keumatan.Personal yang dalam dirinya tidak berusaha untuk mencoba memanajemen diriniya sehingga dapat mengatur ritme kehidupanya menjadi lebih bermakna.
Pribadi-pribadi
yang selalu menggunakan "SAYA SIBUK" juga akan kehilangan berbagai
moment yang sangat berharga. Ingatlah bahwa apabila ada pihak luar
membutuhkan dirinya, maka seharusnya kita semua bersyukur kepada Allah. Ternyata keberadaan kita dimuka bumi inidibutuhkan juga oleh pihak lain. Dan yang terpenting bahwa dengan kita menjadi solusi akan problem atau amanah pihak lain nantinya akan mengundang rasa ke Maha Pemurahan Allah akan kesulitan yang kita alami.
"SAYA SIBUK" juga akan memotong habis Rahmat Allah, karena secara tidak sadar telah
membentengi diri dengan menolak sebuah permintaan bantuan dari pihak
lain dan lebih memilih aktivitas yang menurut dirinya jauh sangat
bermakna. Dan yang sangat kecil nilainya apabila yang dipilih hanya
untuk kepentingan sempit pribadi.
Betapa
banyak sudah disuguhkan contoh bahwa mereka yang sanggup membuang dua
kata "SAYA SIBUK" kemudian lahir kembali menjadi pribadi-pribadi yang
mempunyai kemashlahatan bagi peradaban ini.
Hidup bukanlah seperti "0"
dan "1", apabila sudah mempunyai agenda, kemudian menolak agenda
berikutnya. Sejatinya karunia kemampuan akal yang Allah berikan agar
kita mengatur agenda yang awal dan yang datang belakangan. Perlunya seni
mengatur yang pada akhirnya membuahkan sebuah KARYA besar yang saling
menguatkan bukan menegasikan.
Apabila
24 jam waktu yang Allah karuniakan kepada kita, kita hanya sibuk dalam
mengurusi urusan peribadi dan tanpa ada 1 detik pun membahas kepentingan
umat, bisa jadi ada yang salah dalam diri kita.
Belum
ada kata terlambat untuk membuang "KATA SIBUK" dalam diri kita, mulai
hari ini apabila ada seruan yang membutuhkan bantuan kita mari kita
jawab " SAYA SIAP dan SAYA USAHAKAN".
Telah dipublikasikan awal oleh : www.islamedia.web.id
like this..
BalasHapusgo a head ukmi-ers